Kronologi Kericuhan Petani Desa Sukamulya Dengan Aparat Gabungan Saat Pengukuran Lahan Pembangunan Proyek Bandara Internasional Jawa Barat
https://www.kawunglarang.com/2016/11/kronologi-kericuhan-petani-desa.html
PotretKawungLarang-PKL-Majalengka, Kronologi Kericuhan Petani Desa Sukamulya Dengan Aparat Gabungan Saat Pengukuran Lahan Pembangunan Proyek Bandara Internasional Jawa Barat. Pengukuran lahan pembangunan proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, berlangsung ricuh, ratusan polisi pun terluka akibat insiden tersebut.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Yusri Yunus mengatakan kericuhan itu terjadi saat pihak BIJB hendak melakukan pengukuran di desa tersebut. Namun, dihalang-halangi oleh sejumlah masyarakat yang tidak terima adanya pengukuran tersebut dan lahannya dijadikan pembangunan bandara internasional.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Yusri Yunus mengatakan kericuhan itu terjadi saat pihak BIJB hendak melakukan pengukuran di desa tersebut. Namun, dihalang-halangi oleh sejumlah masyarakat yang tidak terima adanya pengukuran tersebut dan lahannya dijadikan pembangunan bandara internasional.
Rusuh pengukuran tanah BIJB Majalengka (Foto: Dwi Ayu/Okezone) |
"Warga yang tidak terima langsung melempari polisi dengan batu, kericuhan pun tak bisa dihindari," kata dia, Kamis (17/11/2016).
Yusri menyebutkan sebanyak 2.000 personel dari TNI/ Polri diterjunkan untuk mengamankan pengukuran tersebut. Namun demikian, kondisi tersebut berhasil diredam setelah petugas menembakan gas air mata.
Yusri menyebutkan sebanyak 2.000 personel dari TNI/ Polri diterjunkan untuk mengamankan pengukuran tersebut. Namun demikian, kondisi tersebut berhasil diredam setelah petugas menembakan gas air mata.
Foto Okezone on twitter |
Kronologi Peristiwa ini, Awalnya ratusan Petani Desa Sukamulya menggelar aksi protes, menolak pengukuran lahan mereka, untuk pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat.
Mereka mendesak Pemerintah Propinsi dan Polda JawaBarat menghentikan pengukuran lahan serta menarik ribuan personil keamanan dari Desa.
Warga menilai Pemerintah Propinsi memaksa pengukuran lahan, karena sebelumnya belum ada kesepakatan antara warga dan pemerintah.
Proses pengukuran awalnya berjalan aman dan kondusif, aparat dan warga sempat bernegosiasi agar pengukuran dibatalkan.
namun negosiasi gagal dan mulai terjadi kericuhan, yang diikuti dengan tembakan Gas airmata oleh aparat gabungan yang telah berjaga.
dalam peristiwa ini polisi menangkap 7 petani, Akibat kericuhan ini sekita 70 hektar sawah milik warga rusak hingga saat ini aparat masih mengisolasi desa Sukamulya.
Mereka mendesak Pemerintah Propinsi dan Polda JawaBarat menghentikan pengukuran lahan serta menarik ribuan personil keamanan dari Desa.
Warga menilai Pemerintah Propinsi memaksa pengukuran lahan, karena sebelumnya belum ada kesepakatan antara warga dan pemerintah.
Proses pengukuran awalnya berjalan aman dan kondusif, aparat dan warga sempat bernegosiasi agar pengukuran dibatalkan.
namun negosiasi gagal dan mulai terjadi kericuhan, yang diikuti dengan tembakan Gas airmata oleh aparat gabungan yang telah berjaga.
dalam peristiwa ini polisi menangkap 7 petani, Akibat kericuhan ini sekita 70 hektar sawah milik warga rusak hingga saat ini aparat masih mengisolasi desa Sukamulya.